Sidang IPU di Bali, Dyah Roro Esti dorong pemuda kawal keberlanjutan

Blogging

Kami membutuhkan perwakilan generasi muda untuk mengurus isu-isu terkait keberlanjutan dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan

Jakarta (ANTARA) – Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR dari Fraksi Partai Golkar, Dyah Roro Esti mendorong partisipasi pemuda dalam mengawal keberlanjutan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan pada Sidang Antar-Parlemen ke-144 Sidang Union (IPU) di Bali. .

Roro Esti berharap para pemuda dunia, khususnya di Indonesia, saling menguatkan agar tidak lagi menjadi kelompok minoritas di parlemen.

“Setengah dari populasi dunia berusia di bawah 30 tahun, tetapi hanya 2,6 persen yang terwakili di parlemen. Kami membutuhkan perwakilan pemuda untuk mengawal isu-isu terkait dengan keberlanjutan dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan,” kata politisi muda itu, dikutip dari keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Pada acara parlemen dunia yang kali ini mengangkat tema “Mendapatkan ke Nol: Memobilisasi Parlemen untuk bertindak atas Perubahan Iklim“, Roro Esti berpartisipasi dalam diskusi di “Forum Pemuda Parlemen IPU“Salah satunya adalah penegasan peran Indonesia terkait keterwakilan pemuda di parlemen serta peningkatan peran pemuda dalam penyelesaian isu perubahan iklim.

Di sisi lain, ia ingin para pemuda berupaya untuk mendorong kolaborasi guna meningkatkan kepedulian dan wawasan masyarakat tentang peran pemuda dalam setiap aspek vital Indonesia.

“Generasi muda di parlemen akan membawa semangat baru untuk memperjuangkan berbagai isu strategis. Berbagai perspektif aktual dan adaptif diperlukan untuk menciptakan ide-ide segar bagi solusi permasalahan global pada umumnya dan nasional pada khususnya,” ujarnya.

Di bidang teknologi terkait pendidikan, Roro Esti menilai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berperan penting di tingkat global dalam menjembatani interaksi guru dan siswa, terutama di masa pandemi.

Untuk itu, ia berharap seluruh parlemen di dunia dapat mendorong akses TIK yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Roro Esti mengatakan kedua hal tersebut saling melengkapi, sehingga diperlukan kerjasama masing-masing negara untuk saling mendukung.

Penekanan ini juga merupakan upaya untuk mendorong terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 5 yaitu Kualitas pendidikan sampai dengan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Tujuan.

Roro Esti juga menyampaikan bahwa digitalisasi sangat penting untuk mempercepat pencapaian SDGs.

Digitalisasi dalam pendidikan, menurut dia, akan mengurangi mobilitas fisik yang mencemari lingkungan, seperti mobilitas transportasi yang menghasilkan emisi karbon dan polusi udara. Tidak hanya itu, lanjutnya, aktivitas manusia lainnya yang tanpa disadari berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan akan berkurang.

“TIK telah membawa manfaat dalam memulihkan sektor pendidikan, meningkatkan produktivitas, efisiensi, penghematan biaya, mengurangi limbah produk dan kimia, mengukir dan menganalisis sumber daya yang semuanya dapat membantu meminimalkan dampak lingkungan,” katanya.

Oleh karena itu, Roro Esti berharap dengan adanya IPU ini, masing-masing negara dapat saling mendukung untuk meningkatkan kualitas teknologi di bidang pendidikan dan mengajak generasi muda untuk lebih berperan dalam politik.

“Tentu semua resolusi, setiap poin yang dibahas, membutuhkan kesepakatan lintas batas, karena di sini bukan hanya Indonesia, tetapi negara lain, semua negara yang hadir pada acara IPU ini telah mengajukan proposal sesuai dengan kebutuhannya masing-masing,” ujarnya.

Baca juga: Perusahaan Sawit Dukung Transformasi Digital untuk Keberlanjutan Bisnis
Baca juga: Praktisi: Keberlanjutan Tingkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Usaha
Baca juga: BKSAP: IPU ke-144 di Bali diharapkan bisa bantu pemulihan ekonomi

Reporter: Kelik Dewanto
Redaktur: Faisal Yunianto
HAK CIPTA © ANTARA 2022