Epidemiolog: Pandemi dan prokes bentuk pembelajaran wabah sebelumnya

Blogging

kunci yang sekarang diterapkan kita dapatkan dari sejarah

Jakarta (ANTARA) – Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyatakan pandemi COVID-19 dan protokol kesehatan (prokes) merupakan bentuk pembelajaran dunia dari wabah penyakit yang pernah terjadi sebelumnya.

“Apa yang kita lakukan sekarang, akan berdampak juga di masa depan. Oleh karena itu, ini menjadi dasar yang penting. Salah satu hal yang harus kita pelajari adalah sejarah,” kata Dicky dalam Webinar “Revive Your Immune System In Ramadhan” yang diikuti secara online di Jakarta, Rabu.

Dicky mengatakan wabah sebelum pandemi COVID-19 telah memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi manusia dalam menghadapi penyakit di masa depan.

Misalnya, pentingnya memperhatikan indikator kematian dan kekebalan dalam penanganan wabah, katanya.

Baca juga: Ahli Epidemiologi: Pandemi pasca-rumah akan mematuhi hukum biologi

Baca juga: Pakar UI: Agar tidak ada yang tertinggal, target vaksinasi harus 100 persen

Dicky mengatakan pelajaran itu didapat ketika dunia menghadapi wabah Justinian yang terjadi pada 541 M di mana sekitar 50 juta orang meninggal karena organisme bernama Yersinia Pestis yang menyebabkan wabah pes.

Sedangkan sebagian orang terlindungi karena memiliki kekebalan yang dapat membantu dirinya terhindar dari kematian meskipun pengetahuan tentang penyakit pada saat itu masih sangat minim.

“Ini mengirim pesan kepada kami saat ini untuk tidak bergantung pada masalah atau membiarkan infeksi menyebabkan korban. Karena kalau kita bicara COVID-19 bukan hanya soal kematian, tapi ada yang namanya Covid panjang,” ujarnya.

Kemudian pada tahun 1353 dunia mengalami wabah hitam (Black Death). Saat wabah terjadi, masyarakat menerapkan sistem dimana harus ada pemisahan antara orang sakit dan orang sehat. Bahkan orang sakit pun tidak diperbolehkan mengunjungi atau keluar rumah.

Artinya wabah hitam menyebabkan lahirnya sistem karantina di masyarakat untuk menghindari penularan virus. Meski saat itu sedikitnya 75 juta orang dinyatakan tewas.

Pada tahun 1796 terjadi wabah penyakit cacar yang menyerang dunia. Cacar pada saat itu dapat disembuhkan melalui vaksinasi, sehingga dunia menyadari bahwa pengembangan vaksin merupakan hal penting yang dapat membantu menyelesaikan suatu epidemi.

Dicky juga mengatakan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, seperti air dan sanitasi, merupakan perbaikan perilaku masyarakat yang diwujudkan melalui penularan kolera sekitar tahun 1817.

Menjaga kebersihan merupakan salah satu intervensi untuk melindungi masyarakat dari tertularnya virus mematikan. Dicky meminta dari seluruh sejarah wabah, masyarakat dapat memahami pentingnya kedisiplinan dalam protokol kesehatan dan vaksinasi.

“Saat ini ada 3T (testing, tracing dan treatment) ada 5M, itu kunci-kunci yang sekarang diterapkan dan kita dapat dari sejarah,” kata Dicky.

Baca juga: Ahli Epidemiologi Jelaskan Indikator Wabah Berada Dalam Masa Endemik

Baca juga: Ahli Epidemiologi: Kesadaran Indonesia akan mitigasi pandemi masih rentan

Pewarta: Hereloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
HAK CIPTA © ANTARA 2022