Jakarta (ANTARA) – Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa lima petinggi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. terkait dugaan korupsi pengadaan pesawat pada 2011-2021 yang menjerat tiga petinggi BUMN sebagai tersangka.
“Tim Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung melakukan pemeriksaan terhadap lima saksi,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung. , Ketut Sumedana, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Di antara lima saksi tersebut, lanjutnya, terdapat tiga mantan direktur PT Garuda Indonesia, yakni Direktur Strategi Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko tahun 2013 berinisial JR, Direktur Keuangan tahun 2011-2012 berinisial EL, dan Direktur Keuangan berinisial EL. Direktur Teknik dan Pengembangan Armada tahun 2012-2014 berinisial BS.
Baca juga: Kejagung Periksa 4 Petinggi Garuda Indonesia Terkait Dugaan Korupsi
Kejaksaan Agung juga sedang menyelidiki Wakil Presiden (wakil presiden) Perencanaan dan Penelitian Perusahaan PT Garuda Indonesia periode April 2021 dengan inisial KPS, dan pengecekan VP Akuisisi dan Manajemen Pesawat PT Garuda Indonesia periode April 2021 berinisial M.
“Mereka diperiksa terkait pengadaan pesawat di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun 2011-2021,” kata Sumedana.
Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat bukti dan melengkapi berkas perkara dugaan korupsi pengadaan pesawat di PT Garuda Indonesia tahun 2011-2021.
Selasa (5/4), Kejagung memeriksa saksi berinisial HAP yang menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum tahun 2013 terkait hal serupa.
Kasus dugaan korupsi di PT Garuda Indonesia melibatkan tiga tersangka, yaitu: Wakil Presiden Manajemen Perbendaharaan 2005-2012 Albert Burhan (AB), Wakil Presiden Kantor Manajemen Strategis 2011-2012 Setijo Awibowo (SA), dan Manajer Proyek Eksekutif Pengiriman Pesawat 2009-2014 Agus Wahjudo (AW).
Baca Juga: Kejaksaan Agung Kembali Tetapkan 1 Mantan Petinggi PT Garuda Jadi Tersangka
Baca juga: Dua Mantan Petinggi PT Garuda diperiksa terkait kasus korupsi
Reporter: Putu Indah Savitri
Editor: Fransiska Ninditya
HAK CIPTA © ANTARA 2022
