Cegah risiko penularan TB, Kemenkes perluas layanan “mobile X-ray”

Blogging

Satu kasus TBC berpotensi menulari 15 orang di sekitarnya

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kesehatan meminimalkan risiko penularan Tuberkulosis (TB) dengan memperluas layanan “mobile X-ray” untuk mengintensifkan pelacakan kasus aktif di masyarakat.

“Hari ini kita sudah ‘launching’ (meluncurkan) ‘mobile X-ray’, perluasan ini sudah dilakukan di beberapa tempat agar masyarakat bisa langsung difoto tanpa harus datang ke rumah sakit. Dengan cara ini pasien bisa diidentifikasi dan dirawat. dini,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan perluasan skrining TB keliling ini menyasar tujuh provinsi, yakni Sumut, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, dan Sulsel.

“Orang yang kontak langsung dengan penderita TBC, ODHA, penderita Diabetes Mellitus merupakan salah satu target dari skinning TBC,” ujarnya.

Baca juga: Menkes Apresiasi Penanggulangan TBC Yogyakarta

Ia mengatakan, temuan kasus aktif melalui ‘mobile X-ray’ dilakukan dengan pemeriksaan menggunakan rontgen dada. Hal ini untuk melihat apakah pasien memiliki indikasi menderita tuberkulosis atau tidak.

Jika ditemukan TB, kata Dante, pasien langsung ditangani petugas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut.

Dikatakannya, fasilitas tersebut mampu meningkatkan penemuan kasus TB aktif di masyarakat. Kapasitas tenaga kesehatan dan kesiapan pelayanan kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit, untuk melakukan diagnosis, pengobatan, dan pencegahan mutlak diperlukan agar pelayanan pasien dapat tuntas.

Layanan rontgen keliling ini pertama kali digagas oleh Zero TB Yogyakarta bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melacak kasus TB di wilayah setempat dan Kabupaten Kulon Progo yang saat ini memiliki jumlah kasus yang cukup tinggi.

Inovasi pelayanan kesehatan ini merupakan bagian dari upaya percepatan penurunan prevalensi TB di Yogyakarta sebesar 50 persen selama lima tahun ke depan.

Menurut laporan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2020, jumlah kasus TB di Indonesia mencapai 824.000 kasus, sedangkan jumlah kematian akibat TB mencapai 93.000 kasus setiap tahunnya. Data ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kasus terbanyak ketiga di dunia setelah India dan China.

Baca juga: Pakar: Penting bagi dunia untuk atur pendanaan untuk TB

Secara terpisah, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan Didik Budijanto mengatakan jumlah kasus di Indonesia setara dengan 11 kematian per jam akibat TB.

Dikatakannya, 91 persen kasus di Indonesia adalah TB paru yang berpotensi menulari orang sehat di sekitarnya.

“Satu kasus TB berpotensi menulari 15 orang di sekitarnya,” ujarnya.

Pandemi COVID-19 di Indonesia, kata dia, menghambat upaya penelusuran kasus. Dari perkiraan jumlah kasus TB di Tanah Air yang mencapai 824.000 pasien, hanya 49 persen yang berhasil terdeteksi dan diobati.

“Jadi masih ada lebih dari 421.000 orang yang belum berobat dan menjadi sumber penularan kepada orang-orang di sekitarnya,” ujarnya.

Baca juga: Stop TB: Tuberkulosis Ancaman Keamanan Kesehatan Global
Baca juga: Menkes: Penanganan TBC Butuh Investasi Ilmu
Baca juga: Menkes akan tingkatkan peran posyandu untuk surveilans tuberkulosis

Wartawan: Andi Firdaus
Redaktur: M. Hari Atmoko
HAK CIPTA © ANTARA 2022