Asyiknya bermain dan mengenal literasi kesehatan

Blogging

Tabalong (ANTARA) – Tangan mungil Raisya (10) terlihat cekatan saat menggabungkan potongan-potongan puzzle di depannya.

Siswi kelas 4 SD Negeri Garunggung di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan, itu terlihat fokus untuk mencoba menyusun kembali puzzle dengan gambar seorang anak laki-laki sedang buang air besar atau BAB.

Selang beberapa menit ia berhasil menyelesaikan puzzle yang disediakan tim Nyalakan Raga dan Nyalakan Ilmu dari Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN).

Tak hanya Raisya, siswa kelas 2 SD Negeri 5 Belimbing Raya, Iqbal, juga berhasil menyusun potongan puzzle dengan gambar aktivitas memasak di dapur.

“Kedua gambar ini bagian dari lima waktu kritis cuci tangan pakai sabun yang ingin kami sampaikan ke anak-anak,” kata Dinar Adis Tiyani, staf Yayasan Adaro Bangun Negeri untuk program Nyalakan Raga.

Melalui permainan menyusun puzzle anak-anak yang mengunjungi stand Adaro di Expo Tabalong 2022 bisa memahami pentingnya cuci tangan pakai sabun di lima waktu kritis tersebut.

Di antaranya setelah BAB atau buang air kecil, sebelum memegang, sebelum memasak/menghidangkan makanan dan setelah beraktivitas.

Dinar bersama rekannya dari Nyalakan Ilmu, Murti Ningsing, dengan sabar membimbing anak-anak yang ingin bermain puzzle.

Tak hanya mengenalkan literasi kesehatan melalui permainan puzzle, tim juga menyiapkan pojok baca dengan buku-buku yang menarik bagi anak-anak.

Pojok baca ini satu upaya meningkatkan minat membaca anak dengan berbagai cerita dan informasi menarik lainnya.

“Kami juga menyiapkan sarana bermain untuk literasi angka dan mengenalkan aneka warna kepada anak dengan gambar menarik,” ujar Murti Ningsih.

Melalui permainan sederhana dan menarik ini anak bisa meningkatkan daya pikir dan konsentrasinya.

Aktivitas bermain sambil belajar di stand Adaro ini cukup menarik perhatian pengunjung Expo Tabalong 2022 yang kebetulan membawa buah hatinya.

Meski di ruang stand yang tak terlalu luas, namun anak-anak merasa betah dan asyik bisa menyusun potongan puzzle dengan berbagai macam gambar, termasuk membaca buku dan mengenal angka.

Tim juga menyiapkan bingkisan menarik kepada anak-anak yang berhasil menyusun puzzle maupun mengikuti permainan edukatif ini.

Tujuanya adalah untuk menggugah semangat dan keberanian anak-anak sejak dini.

Salah satu pengunjung stand asal Kelurahan Mabuun, Yanti, mengatakan sarana permainan yang disiapkan tim ini cukup menarik karena melatih kesabaran serta konsentrasi anak.

Dengan bermain puzzle anak-anak bisa melatih kesabaran dan sarana bermain sambil belajar ini cukup menarik perhatian orang tua sebagai pengunjung.

Sebagai ibu rumah tangga, Yanti pun membiasakan anaknya melakukan permainan yang dapat meningkatkan kecerdasan buah hatinya.

Sejak di taman kanak-kanak anak, ia sudah membiasakan anaknya bermain puzzle untuk merangsang otaknya.

Pembiasaan

Gerakan cuci tangan pakai sabun sendiri terus digalakkan tim Yayasan Adaro Bangun Negeri di sekitar wilayah operasional perusahaan dan mitra kerjanya.

Masing-masing di Kabupaten Balangan, Tabalong, Banjar, Marabahan dan Kota Banjarmasin, dengan sasaran anak-anak PAUD dan Taman Kanak-kanak.

Koordinator Adaro Nyalakan Raga YABN Marthina Jessica Timisela mengatakan sosialisasi gerakan cuci tangan pakai sabun (CTPS) bertujuan membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada masyarakat.

YABN memaksimalkan kontribusinya, salah satunya dengan turut berpartisipasi menyelenggarakan rangkaian kegiatan edukatif berupa penyuluhan dan praktik CTPS ke masyarakat sekitar.

Hal itu karena program CTPS merupakan salah satu dari program kerja pemerintah, sesuai target Universal Access 2030.

Hari Cuci Tangan Pakai Sabun sedunia sendiri diperingati tiap 15 Oktober sebagai hari yang didedikasikan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran pentingnya mencuci tangan dengan sabun sebagai cara efektif mencegah penyakit.

Tahun ini hari CTPS, mengambil tema “Unite for Universal Hand Hygiene” atau Bersatu untuk Kebersihan Tangan Universal.

Bersatu melalui sebuah kemitraan dan melakukan perubahan nyata adalah salah satu cara efektif mendorong kebiasaan cuci tangan pakai sabun.

Yayasan Adaro Bangun Negeri, melalui Kemitraan Swasta-Pemerintahan (KSP) bersama UNICEF dan Kementerian Kesehatan RI juga gencar melakukan edukasi CTPS.

Hingga saat ini, Adaro masih melihat Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebagai program nasional yang harus dilaksanakan bersama untuk berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, kata Head of corporate social responsibility (CSR) Department Adaro Foundation Zuraida Murdia Hamdie.

Ia menjelaskan kolaborasi melalui Public Private Partnership Hand Washing with Soap (PPPHWWS) bersama Kementerian kesehatan RI, UNICEF dan pihak swasta lainnya memberikan ruang kolaborasi masif untuk pilar CTPS.

Pilar ini menjadi makin penting dan Adaro bangga menjadi bagian untuk membiasakan CTPS di masyarakat.

Melalui Program Adaro Nyalakan Raga, YABN sejak Januari hingga Oktober 2022 gencar melakukan sosialisasi dan kampanye CTPS di berbagai elemen, mulai dari ibu-ibu rumah tangga, pemerintah desa hingga lembaga pendidikan dengan jumlah penerima manfaat sekitar 4.500 orang.

Selanjutnya edukasi dan praktik mengenai CTPS sebaiknya diajarkan sejak dini pada anak di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) untuk membentuk karakter anak yang sejalan dengan pembelajaran Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK) yang juga diterapkan YABN kepada PAUD binaan.

Selain anak-anak PAUD, edukasi CTPS tersebut juga telah diberikan kepada tiga pondok pesantren binaan YABN dan juga diperluas kepada masyarakat di 25 desa melalui kegiatan bulanan posyandu pada masing-masing desa tersebut.

Untuk Kabupaten Tabalong, sosialisasi CTPS juga diberikan pada para santri di Pondok Pesantren Al Islam Desa Kambitin, Kecamatan Tanjung, dan Miftahul Ulum Desa Bangkiling Raya, Kecamatan Banua Lawas.

Hingga saat ini tim YABN telah mengedukasi 2.334 anak PAUD, 1.449 orang, mahasiswa penerima beasiswa Indonesia Bright Future Leaders (IBFL) Universitas Lambung Mangkurat sebanyak 226 dan pondok pesantren 1.139 orang.

​​​​​​​

Editor: Masuki M. Astro
COPYRIGHT © ANTARA 2022