Anggota parlemen Rusia usulkan larangan penggunaan WhatsApp

Blogging

Jakarta (ANTARA) – Salah seorang anggota parlemen Rusia mengusulkan lembaga negara melarang pegawai mereka menggunakan aplikasi WhatsApp.

“Saya rasa adalah penting memberikan larangan penuh WhatsApp digunakan untuk kepentingan resmi oleh pegawai negeri dan kota Rusia,” kata wakil ketua komite kebijakan informasi di parlemen Rusia Anton Gorelkin, disiarkan oleh Reuters, Kamis.

Meta Platforms Inc, perusahaan induk WhatsApp, dinyatakan bersalah oleh Rusia karena “aktivitas ekstremis”. Biro pemantauan keuangna Rusia Rosfinmonitoring memasukan perusahaan teknologi itu ke daftar “teroris dan ekstremis”.

Pengacara Meta mengatakan mereka tidak melakukan aktivitas ekstremis dan bahwa mereka menentang Russophobia.

Rusia memblokir Facebook dan Instagram sejak Maret, namun, WhatsApp masih digunakan.

“Apakah itu (aplikasi) alternatif dari Rusia atau Dubai, tidak masalah. Yang penting adalah bukan milik perusahaan yang secara terbuka berpartisipasi pada perang informasi terhadap negara kita dan termasuk dalam daftar organisasi teroris dan ekstremis,” kata Gorelkin melalui aplikasi pesan instan Telegram.

Rusia mendorong industri elektronik dengan memberikan keringanan pajak dan pinjaman karena mereka mengalami kekurangan pasokan setelah negara Barat memberikan sanksi. Akibat sanksi itu, banyak perusahaan elektronik yang hengkang dari Rusia.

Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Rusia Vasily Shpak mengatakan kekosongan ini seharusnya diisi oleh industri domestik.

Kantor berita Rusia Interfax melaporkan Shpak berpendapat perusahaan yang keluar dari negara itu tidak boleh diizinkan kembali untuk beroperasi pada bidang yang sama.

Baca juga: Honda perkenalkan asisten pribadi virtual di aplikasi WhatsApp

Baca juga: WhatsApp segera luncurkan fitur “Business Search”

Baca juga: Kemkominfo ajak pemuda jadi penggiat literasi digital

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2022